Senin, 01 Februari 2010

Mengapa harus masuk Seskoad?

Berikut ini adalah tulisan hasil refleksi atas kerja yang pernah Penulis lakukan ketika untuk pertama kali ikut seleksi Seskoad. Tidak ada maksud untuk bersombong diri dan menepuk dada, kecuali keinginan untuk berbagai pengalaman. Niat tulus ini tentunya akan memberi manfaat buat rekan-rekan yang sama-sama memilih tentara sebagai jalan hidup dan pilihan karir.

Siapapun dia Perwira AD, pendidikan reguler Seskoad niscaya menjadi salah satu goal atau sasaran perjalanan karirnya. Fakta ini merupakan bukti nyata bagi thesis pernyataan bahwa Seskoad adalah impian semua Perwira AD. Bahkan ada guyonan yang menyatakan ‘kesalahan’ terbesar bagi seorang perwira AD adalah jika ia tidak termasuk salah satu abituren/ lulusan lembaga pendidikan bergengsi ini. Bentuk apresiasi institusi negara juga diwujudkan pada pemberian julukan Seskoad sebagai pendidikan pengembangan umum tertinggi, terhormat dan disegani di AD. Keberhasilan menempuh pendidikan Seskoad akan menjadi titik awal jenjang keberhasilan karir berikutnya. Memang benar, pernyataan ini bukan selalu menjadi jaminan, tetapi setidak-tidaknya bisa diibaratkan mendapatkan sebuah ‘tiket’ karir ke depan.

Banyak yang menyatakan masuk Seskoad itu ‘sulit’ dan diwarnai adanya nuansa ‘kerahasiaan dan kebesaran Tuhan YME’. Sehingga mau tidak mau perlu kita persiapkan dengan baik karena tingkat persaingan juga cukup tinggi, sangat  selektif dan penuh kejutan. Lalu yang menjadi persoalan adalah, bagaimana kita menyiapkannya? Sangat wajar jika sejumlah pertanyaan menghujani benak para Perwira yang justru malah menambah kepanikan dan kebingungan. “Apa saja yang harus disiapkan?”, “Darimana harus memulai?”, Sampai dimana harus mempelajari bahan persoalan?”, dan lain sebagainya. Apalagi kalau waktu persiapannya sangat mepet. Belum lagi tugas-tugas rutin dinas yang tidak bisa ditinggalkan misalnya. Sehingga rasanya tidak ada waktu tersisa untuk menyiapkan diri secara khusus. Sementara, materi yang akan diujikan sebenarnya semuanya pernah diterima oleh para calon. Atau bahkan contoh persoalan yang diberikan pun sudah sering beredar dan diketahui para calon.

Penulis yang kebetulan berkesempatan mengikuti pendidikan Seskoad terdorong hatinya untuk berbagai pengalaman melalui tulisan ini. Memang diakui bahwa sebagian besar tulisan berdasarkan pengalaman pribadi, namun tentu ada kecenderungan umum – empiric dari para abituren yang lain – yang bisa dibagi dan disebarluaskan. Yang patut dicatat dan diingat adalah bahwa Seskoad setiap tahunnya selalu berupaya menyempurnakan sistem seleksinya, sehingga tidak ada jaminan sedikit pun bahwa apa yang saya tulis ini berlaku selamanya. Pasti akan ada perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai, dan itu menjadi tanggung jawab para calon untuk selalu memonitor perkembangan terbaru. Apalagi akhir-akhir ini, sudah ada wacana yang menggugat strategi, taktik dan bahkan teknik bertempur kita. Seiring dengan perkembangan Iptek, teknologi persenjataan serta perkembangan lingkungan strategis, maka hal-hal yang terkait dengan strategi, taktik dan teknik bertempur konvensional perang darat era pertama dan kedua (1st Generation Warfare – GW dan 2nd GW) bergeser memasuki peperangan darat era ketiga bahkan ke empat (3rd GW dan 4th GW). Artinya, strategi, taktik dan teknik perang darat yang selama ini kita pelajari di Seskoad dan dilatihkan/ digeladikan sudah mendekati waktu senja, harus direvisi dan digantikan dengan yang lebih baru dan valid. Tulisan serial berikut ini, Insya Allah mencoba menjelaskan segala hal terkait dengan penyelengaraan seleksi pendidikan Seskoad selama ini, apa yang akan dihadapi, bagaimana menghadapinya serta penekanan khusus tentang materi seleksi. Tulisan ini ditujukan khususnya bagi para kandidat, agar dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding dalam menyiapkan diri secara berdayaguna dan berhasilguna agar nantinya lolos seleksi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar